Primary Life
主要な生命
Tuesday, November 25 - Dia Berubah
dia berubah.. temen gw berubah.. temen karib gw, berubah.. sahabat gw, telah berubah...

pada suatu hari, saia dan sahabat saia pergi ke kelas sahabat saia. sementara sahabat saia itu melakukan apa yg harus dilakukan, gw hanya menunggu di sebelahnya. dan kebetulan di samping saia ada teman saia. jadi saia membelakangi sahabat saia dan berbicara dengan teman saia sementara sahabat saia melakuakn apa yg harus dilakukannya (buset dah.. ribet amat kalimatnya).

pas gw dah selese ngomong me temen gw, gw langsung menghadap sahabat gw dan menarik bahunya pegi. tapi.. tiba2 saja sahabat saia jadi tamabh GEDE! tambah TINGGI! tambah BERAT! terus seragamnya jadi BARU! suaranya BERUBAH! dan mukanya GANTI!

GYAAAAAAAAAAAAA!!!

apa yg telah terjadi, sodara2!? kenapa sahabat saia jadi beda begini!? dan ternyata sodara2... GUA SALAH ORANG! >X(
gyaaaaa.. maluuuu! maluuu!! MALUUU! GUA MALUU >XD

ternyata sahabat saia diam2 telah pergi ke sudut kelas yg lain, dan orang lain menggantikan posisinya di sebelah saia..

OH NOOOH! MALUUU! MALUU *lebay mode : on*

gw langsung minta maap
gua : LHO!? DINDA!!? MUAAAP! GUA KIRA DIVA!
dinda : *sambil ketawa2* iya.. gapapa.. gapapa
gua : maaap
dinda : *ketawa2 lagi*
gua : aaah.. gua kiraa
dinda : *masi ketawa* gapapa kok

aduuh.. udah gw nariknya keras banget lagi. aaaah.. perasaan bersalah dan malu bercampur aduk..

MALUUUUUUU!! >XDDD

Labels:

Kehilangan Sahabat
mungkin waktu anda membaca postan ini, anda akan berpikir saia telah kehilangan sahabat yg paling dekat dengan saia? kenyataannya memang begitu.. baca sajalaaaah...

Nee.. waktu itu gw sedang berjalan bersama sahabat gw, rachan. ya biasalah, gw kalo ngomong sambil jalan kan hampir ga pernah ngeliat lawan bicara, soalnya merhatiin jalan. wajar aja, soalnya jangan sampe gw nabrak tembok.

jadi pada saat gw sedang mengobrol dan ingin naik tangga, gw menyempatkan diri melihat rachan untuk kontak mata. tapi ternyata... RACHAN UDAH GAADA! paniklah gw.

gw nengok kanan, gada. nengok kiri, gada. ngelongo ke depan, gada. muter ke belakang, gada. ahirnya gw muter 360 derajat, masi gada. trus gw muter lagi, kali ini lebih pelan. daaaan.. KETEMU! ternyata rachan lagi ngambil katering! ah ilah.. bilang2 dulu kek.. kalo gini caranya ya gw gabakalan tau dia di mana

gw cuman nyengir sambil ketawa geblek. eeh.. dia malah ikutan ketawa lagi.

Labels:

Kekonci Di Kamar Mandi
Waktu itu gw dan teman2 sedang berjalan menuju kamar mandi. sampai di kamar mandi, gw masuk ke bilik dan melakukan apa yg harus gw lakukan (yah.. lo taulah ngapain). pas masuk, gw berkomentar, "waah.. udah dipasang kunci!".

iya, jadi kamar mandi di sekolah gw ahirnya dipasang kunci baru. biasanya kan kita pake kunci yg ada di gagang pintu. itulhoo.. yg harus dipencet tengahnya. skrg, pake yg digeser batangnya. ngarti kaga?

begitu gw selesai melakukan apa yg harus gw lakukan, gw pingin keluar dari bilik, tp pintunya tidak bisa terbuka! otomatis gw tereak, "KEKONCIII!! KEKONCII!!". dan beberapa detik kemudian, baru gw sadari, kalo gw lupa ngebuka kuncinya XDD.

neee.. bukan salah gw dong. kan gw lupa! lagian kan biasanya begitu di puter gagangnya, kuncinya otomatis kebuka.. huohohoho

begitu gw keluar bilik, anak2 pada ngetawain gw. terutama si rachan. jah ilah.. malu bgt gw. sebenarnya gw ingin merahasiakan kejadian ini. tp kalo dipikir2, kan gada yg bakalan baca. daripada bengong, yaudah gw post! XDDD

Labels:

Sunday, November 23 - Anpanman VS Avatar
skrg, gw mo cerita ttg mimpi gw.. ok, let's start

pada suatu hari, ada seorang gadis kecil. dia sedang mencari sebuah mesin ajaib. mesin ajaib itu, ada di dalam mesin lagi, tp cmn mesin biasa. nah, yg dia punya cmn mesin biasa itu, sementara mesin ajaibnya ilang. dia nyari keliling2 dunia, dan tidak ketemu2.

sampai ahirnya dia tahu keberadaan mesin itu, yaitu di sebuah peternakan yg damai di negara avatar (de legend of aang *bener kaga tulisannya?*). di negeri itu, ada 4 avatar. satu avatar katara (air), satu aang (udara), satu zuko (api), dan satu biji lagi entah sapa namanya (bumi). keempat avatar hidup di sebuah menara tinggi tepat di samping peternakan (bayangkan saja menara yg ada di PV New World laruku).

nah, si gadis itu tahu bahwa mesin canggihnya ada di atas menara. jadi dia mencarinya sampai situ. lalu tiba2 gadis itu menghilang karena kekuatan mesin itu. dan tiba-tiba terjadi gempa dan angin puting beliung dateng

para avatar tidak bisa mengendalikan keadaan. bencana telah terjadi! para penduduk di negeri itu (yg dari negara bagian api, air, udara, dan bumi) berpikir keras. kemudian tercetuskan oleh penduduk bumi, "dewa ingin kita mati! ayo kita turuti!". dan semua penduduk bumi naik ke menara teratas, dan terjun bebas. sebagian masuk ke angin puting beliung, dan sebagian lagi jatuh ke bawah. mereka bunuh diri.

satu persatu para penduduk dari negara bagian lain juga beranggapan sama. ahirnya, setelah penduduk yg terakhir (yaitu bagian udara) telah terjun dan mati, para avatar yg tadinya panik karena tidak bisa menguasai keadaan, skrg telah pasrah

avatar aang menghadap pamannya zuko, si tua yg cerdik nan kocak.

"semuanya sudah mati," ucap aang. "apa yg harus kita lakukan?"

"tidak ada yg bisa kita lakukan," jawab si paman. "ini gara2 kalian, para avatar, tidak bisa mengalahkan ANPANMAN! makanya kalian tidak bisa menghentikan bencana ini!"

"Heee?" celetuk avatar bumi. "Kenapa harus mengalahkan anpanman?"

dan saat itulah mimpi saia berakhir. saia terbangun dan tersenyum luebaaaar sekali. gyahahahaha.. anpanman? superhero yg terbuat dari roti? knp avatar harus ngalahin makhluk roti untuk menghadapi bencana!?

Labels:

Friday, November 21 - Jangan Makan Sushi
dapet dari temen lagi XD

-------------------------------

Seorang kakek, Shota Fujiwara dari Gifuprefecture yang sering mengeluh sakit kepala membandel adalah penggemar berat makanan khas Jepang SUSHI & SASHIMI. kegemarannya ini sudah dimulai sejak dia muda sebagaimana layaknya warga Jepang lainnya.

Namun pada usia lanjutnya kini, dia mengalami sakit kepala yang akut dan hebat dalam 3 tahun terakhir, yang praktis membuatnya kesulitan untuk bekerja dan menjalani hidup dengan normal. dan sakitnya itu telah membuat kulit batok kepalanya terus membesar. dan makin terlihat seperti jenong pada ikan Lohan. dia telah kehilangan kemampuan psikomotoric-nya sejak 3 tahun lalu.

untuk mengatasi hal itu, dia pergi ke rumah sakit dan menjalani pemeriksaan CT-scan & X-ray untuk memastikan penyebabnya. dokter yang menanganinya menjadi sangat terkejut karena didapati tampilan benda-benda kecil aneh dibawah kulit kepalanya namun masih diluar tempurung otaknya.

dokter kemudian melakukan anastesi lokal dan memutuskan membedah kecil kulit kepalanya, dan.. kemudian ditemukan penyebab utamanya. disitu ditemukan sarang ulat. sungguh mengerikan.

kemudian diputuskan untuk melakuakn operasi bedah kulit kepala secara total untuk memastikan ulat-ulat tersebut bisa dibersihkan dan infeksi dibawah kulit batok kepalanya bisa disembuhkan.

ulat seperti yang didapati pada kepala Shota Fujiwara, adalah berasal dari parasit yang biasa didapat pada tubuh ikan, seafood mentah baik ikan laut maupun ikan tawar. ulat parasit & telurnya hanya bisa mematikan dengan melalui proses pemasakan dengan panas tinggi (digoreng, dipanggang matang atau direbus mendidih)atau dengan pemebkuan -10 degC s/d -20 degC selama lebih dari 1 minggu. karena itu ingat-ingatlah, untuk memastikan konsumsi ikan, seafodd dan daging hanya yang sudah melalui proses pemasakan yang benar (digoreng, dipanggang matang, & direbus mendidih)

JADI BERHATI-HATILAH MEMAKAN SUSHI & SASHIMI ~ (IKAN MENTAH, GURITA MENTAH, CUMI MENTAH, UDANG MENTAH)

-----------------------------------

aslinya, gw udah dapet gambar otak penuh ulatnya. tp gw ga mau ngepost gambarnya di sini. jijik. aaaah.. kapok makan sushi. tiba2 gw jd mo minum obat cacing =______= ;;

Labels:

Pelajaran Dari Seorang Teman
dapet dari temen juga

---------------------------------

Ridho Allah berada pada ridho kedua orang tua dan murka Allah (akibat) murka kedua orang tua (Hadis dari Abdullah bin Amr bin Ash)

Hari itu, aku pulang agak sore dari kantor. Jam di kantor baru menunjukkan pada pukul 5. Ini tidak biasanya bagiku. Biasanya, baru meninggalkan kantor ketika adzan magrib menjelang. Aku memang tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di kosku. Jarak kantor dan kosku hanya sekitar 10 menit dengan berjalan kaki. Karena itulah, menyelesaikan pekerjaan sampai malam menjelangpun bukan sesuatu yang masalah dalam keseharianku.

Aku memang lebih suka menghabiskan separuh hariku di kantor. Menyelesaikan pekerjaan kantor, menulis, browsing, belajar program atau pekerjaan apalah yang bisa dikerjakan sampai menanti tibanya waktu menjelang adzan magrib berkumandang. Dan aku menyukai kegiatan-kegiatan itu. Namun, tidak dengan hari itu. Hari itu, sengaja, aku pulang saat matahari belum beranjak ke peraduannya. Bahkan, saat sang surya pun masih memancarkan sinarnya. Ada seorang teman yang menunggu di kamar kosku. Itulah yang menjadi sebab musababnya.

“Assalamualaikum”, kataku ketika berada di depan pintu kamar kosku.

Suara lirih seseorang yang berada di dalam kamarku pun menjawab salamku. Kubuka pintu kamar kosku. Kujumpai seorang teman di sana. Di atas kasur yang tergeletak di lantai kamar kosku. Dia seorang wanita. Baru beberapa hari di kosku. Dia datang dari Lampung, sebuah provinsi yang terdapat di ujung selatan pulau Sumatera. Memang sengaja bertandang ke kota Bandung. Dia ingin nyantri di sebuah pesantren terkenal di Kota Bandung. Begitulah maksud hatinya saat itu.

Awal perkenalanku dengannya adalah sebuah perkenalan yang unik. Mulanya, dia mengirimkan email perkenalannya ke emailku, sebagai responnya terhadap sebuah tulisanku yang dimuat di sebuah media Islam. Itu awalnya. Namun, ternyata, pertemanan itu tidak hanya sampai pada berkirim kabar dan cerita lewat dunia maya. Pertemanan itu terus berlanjut. Jarak Malaysia-Indonesia, tidak menghalanginya untuk sesekali menelepon atau mengirim sebuah sms ke handphoneku. Terkadang berisi sebuah ucap kangen. Terkadang berujar tentang tumpahan resah dan gelisah tentang sebuah kehidupan. Dan sesekali mengungkapkan tentang keinginannya untuk segera kembali ke tanah air, berkumpul dengan orang-orang tercintanya.

Resah itu terus berlanjut, dan memenuhi alam pikirku hingga sampai dia menginjakkan kakinya di kota tempat kedua orang tuanya berada. Bukan lewat tatap langsung, aku mengetahui resah itu. Namun, melalui untaian sms yang dilayangkannya untukku, bahkan di saat-saat aku juga disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan di kantor. Gelisah itu kucoba jawab dengan untaian sms, yang kuharapkan mampu menjadi penyejuk penat hatinya. Namun, entahlah, mungkin aku hanya bisa berujar dan bernasehat. Saat, aku berada pada posisinya, aku tidak yakin aku bisa setegar dan seperkasa dirinya.

“Mbak, ternyata begitu banyak yah hambatan bagi Ary untuk bisa nyantri di pesantren itu. Mungkin, karena bapak belum ridho dengan keputusan Ary ini. Memang sih, waktu Ary pengen ke Bandung, Bapak tidak ngizinin. Bapak minta Ary untuk istirahat dulu di Lampung. Lalu, setelah itu, bapak ingin Ary kursus-kursus aja. Kursus menjahit, misalnya. Tapi, Ary sudah bosan mbak, tidak ada kegiatan di Lampung. Makanya, Ary tetap aja nekad ke Bandung, walaupun Bapak tidak terlalu setuju saat Ary mau berangkat ke Bandung. Apalagi, saat itu bapak lagi sakit. Tapi, ternyata, ridho Allah itu berada di atas ridho orang tua yah mbak. Waktu di perjalanan Lampung-Jakarta, bis yang Ary tumpangi mengalami kecelakaan. Untunglah, Ary dan penumpang yang lain selamat. Dan, sekarang, kayaknya dalam waktu dekat Ary belum bisa mewujudkan keinginan Ary untuk nyantri di pesantren itu.”, begitulah kira-kira ujarnya panjang lebar saat membuka percakapan antara aku dan dirinya sore itu.

Wajar, terlontar kata 'bosan' dari lisannya ketika berhadapan dengan kelonggaran waktu selama kurang lebih sebulan berada di rumah kediaman orang tuanya. Kelonggaran waktu berarti menunggu berjalannya waktu, dari pagi menuju malam dan kembali menuju pagi kembali. Baginya, kekosongan kegiatan selama berada di Lampung berarti sama dengan waktu yang terasa berjalan sangat pelan, bak jalannya seorang siput. Terlalu kontras dengan siklus kesehariannya yang sangat sibuk di Malaysia, yang terkadang membuat dirinya tidak mempunyai waktu untuk sekedar bersantai. Fokus alam pikirnya hanya pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Shift kerja fulltime selama 12 jam cukup sudah mampu meninggalkan penat di badan dan pikiran, dan ketika sudah berada di kosnya, tidurlah yang menjadi pilihan di antara sekian banyak keinginan.

Aku mencoba mendengarkan kesahnya dengan seksama, sembari meluruskan pinggangku pada kasur yang tergelatak menggoda di belakangku. Sesekali, kujumput juga makanan kecil yang berada di antara kami berdua.

Ada apa, teh?”, tanyaku pendek. Dari radio yang berada di kamarku, terdengar alunan nasyid. Mengundang perasaan damai di hati. Meluruhkan segala letih yang menggelayut di pundakku.

“Tadi, Ary coba sms mbak ini”, jawabnya sembari menunjukkan sederetan nomor handphone seorang wanita namanya tertulis pada brosur yang dipegangnya. Sebuah brosur tentang informasi pendaftaran dan pelaksanaan program pesantren yang diinginkannya.

“Kata mbak-nya, mungkin pendaftarannya baru di mulai minggu ketiga bulan Februari ini, sedangkan pelaksanaan pesantrennya mungkin baru dimulai akhir Maret 2007, mbak”, jelasnya panjang lebar.

“Lalu, rencana teh Ary sendiri gimana?”, tanyaku kemudian.

“Terlalu lama, Mbak, kalau harus nunggu sampai bulan Maret yang akan datang”, jawabnya pendek.

“Tapi, ntarlah, nanti Ary coba nanya ke bapak dulu. Mungkin Bapak bisa memberikan pandangan yang lebih baik tentang apa yang harus Ary lakukan. Tadi Ary juga sudah meng-sms kakak Ary yang bertempat tinggal di Jakarta”, jawabnya lagi, meneruskan penjelasannya yang sempat berhenti beberapa saat lalu.

“Menurut kakak teh Ary gimana?”, akupun kembali bertanya.

“Kakak menyarankan agar Ary ikut kursus dulu. Tapi, gak tau lah, mbak, Ary pengen nanya ke Bapak dulu. Ary pengen tau, bapak inginnya seperti apa. Ary merasa bersalah dengan keputusan ini. Setidaknya Bapak merestui niat Ary untuk nyantri di pesantren itu”, jawabnya kemudian.

Aku terdiam.

“Iya, teh Ary benar ridho Allah memang berada di atas ridho orang tua.”, sahutku beberapa saat kemudian. Mengingatkanku kembali pada lintasan-lintasan peristiwa yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Sesaat, sebelum gempa berskala 5.9 Richter itu memporak-porandakan kota Yogyakarta. Saat itu, suatu hari kala subuh di Jakarta. Aku tengah berada di teras di rumah adik ibuku saat itu, di bilangan Cempaka Putih.

Sebuah suara terdengar dari horn handphoneku, saat itu. Suara bapakku. Beliau tetap bersikeras tidak mengizinkanku untuk ke Yogyakarta dulu, sebelum aku ke Bandung. Alasan beliau cuma satu: perjalanan Jakarta-Yogyakarta dan dilanjutkan dengan Yogyakarta-Bandung terlalu capek untuk tubuhku. Apalagi, menurut beliau, aku baru saja selesai mengikuti orientasi penerimaan pegawai baru di kantorku yang sekarang. Tetap aja beliau bersikukuh pada alasan itu, walaupun aku sudah berargumen kepergianku ke Yogyakarta bukan untuk refreshing, tapi untuk mengambil buku-buku dan pakaian-pakaianku yang memang sengaja masih aku tinggalkan di kos lamaku di Yogyakarta. Tapi beliau bergeming, dan tetap dengan keputusan beliau: lebih baik aku langsung ke Bandung dan berkonsentrasi dengan pekerjaan baruku.

Dan akupun mengalah. Bukan dengan sebuah keikhlasan. Tapi, dengan sebuah keterpaksaan dan sedikit mengeluh dalam hati: Ah, bapak. Begitulah.

Ridho Allah memang berada pada ridho orang tua dan murka Allah (akibat) murka kedua orang tua. Satu hari berada di Bandung, sungguh ada rasa syukur yang terucap di hatiku atas ketidaksetujuan bapak dengan rencanaku untuk ke Yogyakarta terlebih dahulu, sebelum akhirnya ke Bandung. Inikah, yang disebut dengan firasat orang tua atas nama kebaikan putra-putrinya? Aku tidak tahu jawabannya. Mungkin.

Pagi itu, saat waktu Subuh baru beranjak pergi. Dari sebuah siaran televisi swasta aku melihat fenomena alam itu. Yogyakarta dilanda gempa. Sesuatu yang tidak pernah menyapa Yogyakarta selama lima tahun aku merasakan kedamaian di kota Pelajar itu. Tapi, sang Khalik memang telah berkehendak. Bukan luapan lahar panas yang mengguncang kota Pelajar itu. Sesuatu yang memang telah ditakutkan saat itu sehingga berbagai antisipasi telah disiapkan untuk menanggulangi terjangan lahar panas itu. Tapi, fenomena alam ini, adalah sesuatu yang berada di luar alam pikir perkiraan manusia. Bagian selatan kota Yogyakarta bergolak. Gerakan blok sesar atau patahan yang dipicu oleh zona penunjaman lempeng tektonik di laut selatan Yogyakartalah yang menjadi penyebabnya.

Aku terhenyak meyaksikan siaran subuh itu. Allah, betapa keridhoan-Mu atas diriku memang berada pada ridho kedua orang tuaku, bahkan untuk sesuatu yang terkadang kuanggap adalah sebagai sebuah perbuatan yang baik.

Ridho Allah memang berada pada ridho kedua orang tua kita. Kata-kata teh Ary sore itu, seseorang yang bersahaja yang tengah berada di hadapanku, telah mengingatkanku pada memori cinta bapak untukku kala itu. Walaupun, wujud cinta itu dalam bentuk ketidaksetujuan atas rencanaku. Semoga ingatan tentang kejadian kala subuh itu, tetap memenuhi alam pikirku dan tetap memberikan sebuah kesadaran untuk tetap meminta restu pada orang tuaku atas apapun yang akan aku lakukan. Semoga.

Labels:

Ketika Malaikat Maut Menjemput
dapet dari temen

-------------------------------------------------

Allah, “Dari Abdullah bin Umar: Aku pernah mendatangi Nabi Muhammad Shalallahu Alaihiwa Sallam sebagai orang kesepuluh dari sepuluh orang yang mendatangi beliau padasaat itu. Kemudian seseorang dari kaum Anshar berdiri dan bertanya, "Wahai Nabisiapakah orang yang paling cerdik dan terkuat pendiriannya?" Beliaumenjawab, "Orang yang terbanyak mengingat kematian dan yang terbanyakpersiapan untuk menghadapi kematian. Mereka itulah orang yang paling cerdik dimana mereka berangkat dengan kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat” (HR Thabrani)

Bulan November 2006. Sudah lebih satu minggu berlalu. Saat itu, Bandung mulai diguyur hujan. Langit mendung dan gelap adalah hampir menjadi teman dalam keseharian beraktivitas. Suasana dingin juga menyergap relung badan. Saat itu, belum sederas seperti saat-saat ini. Hanya berupa rintik-rintik. Namun, cukup mampu membuat basahnya tanah. Cukup mampu juga memberi minum pada tanaman-tanaman. Rasa syukur yang terperikan, bagi yang membutuhkan.

Sama seperti saat itu. Seakan mendung juga menyelimuti suasana kantor saya. Hampir tiga minggu berturut-turut, keluarga besar kantor dihadapkan pada suasana duka. Kematian. Peristiwa pertama terjadi pada minggu kedua di bulan November basah itu. Buah hati tercinta seorang rekan kantor menghadap Sang Penciptanya. Masih kecil dia. Bahkan masih balita. Sedang lucu-lucunya. Namun, waktu yang berbicara. Masanya sudah tiba. Sang buah hati meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Menuju tempat peraduan abadi. Penyakit bawaan dari lahirlah yang menjadi penyebab. Masih ada goresan luka di wajah kedua orang tuanya saat kami berkunjung ke sana. Masih tersisa sembab di kedua pelupuk mata. Terbata-bata sang bunda bercerita tentang si buah hati. Ketika proses kehamilan. Ketika proses kelahiran. Ketika proses pengobatan yang menguras tenaga dan pikiran. Ketika munculnya harapan untuk bisa sembuh. Ketika keduanya –rekan kerja dan isterinya- menunggu si buah hati di rumah sakit. Dan ketika proses kematian menjelang. Runtut saya mendengarnya. Kesedihan menyelimuti ruang tamu rumahnya. Tempat kami bertamu.

Kematian memang meninggalkan duka. Apalagi, oleh kepergian orang yang dicintai. Apalagi, bagi rekan kerja saya, yang pergi adalah sang buah hati. Bukankah, bagi kedua orang tua, sang buah hati adalah setetes embun di padang pasir? Bukankah, bagi kedua orang tua, sang buah hati adalah pengobat rindu bagi kelelahan jiwa? Bukankah, bagi kedua orang tua, sang buah hati adalah harapan? Bukankah, bagi kedua orang tua, sang buah hati adalah penyemangat? Karena itu, adalah wajar ketika saya melihat duka di wajah rekan kerja saya dan isterinya. Sejarah mencatat, hal yang sama juga dirasakan oleh junjungan kita, Nabi Muhammad, ketika ditinggal putra-putra tercintanya yang belum beranjak dewasa. Tengoklah penggalan syair yang dikumandangkan oleh Abu Bakar Ath-Tharthusi tentang perasaan kedua orang tua ketika berpisah dengan anaknya.

...
keduanya menelan beban derita atas kematian anaknya dan tersingkap kerinduan-kerinduan yang mereka sembunyikan terhadap anaknya niscaya ia akan meratapi sang ibu yang sesak nafas terkena...

Sama. Minggu terakhir di bulan yang sama, kembali saya mendengar peristiwa yang sama. Kematian. Saat itu, saya usai menunaikan shalat Ashar di masjid kantor. Seorang rekan kerja bercerita tentang peristiwa itu. Sore itu, ternyata, isteri tercinta seorang rekan kerja yang lain sudah berpulang ke Rahmatullah. Tak diduga secepat itu. Pagi tadi, masih ada rekan kerja saya yang masih bertemu dengan rekan kerja saya itu. Artinya, pagi tadi, ketika menuju ke kantor, rekan kerja saya meninggalkan sang isteri yang mungkin dalam keadaan baik. Memang, beberapa bulan terakhir ini, kondisi isteri tercinta rekan kerja saya itu tidak dapat dikatakan dalam keadaan sehat wal’afiat. Penyakit ginjal telah bersemayam di dalam tubuhnya.

Ada isak tangis ketika sore itu kami melayat. Hampir seluruh rekan-rekan di kantor melayat sore itu. Suasana duka terlihat di sekeliling rumahnya. Ramai. Dipenuhi oleh tetangga dekat rumah. Cuaca sore itu seakan mendukung. Langit mendung. Tidak hujan memang. Sang anak, masih dengan mengenakan pakaian seragam sekolah, terlihat menangis. Tidak hanya berupa tangis sesenggukan. Lebih dari itu. Sang bapak memegang erat tubuh si anak. Mencoba menyabarkannya. Namun, bagi sang anak, kehilangan sang bunda untuk selama-lamanya adalah suatu beban yang berat. Kami menunggu beberapa saat. Agak cukup lama. Saat itu, sang mayit sedang dimandikan.

Setalah sang mayit dimandikan, lalu dibawa ke rumah duka dan disemayamkan. Beberapa pelayat terlihat menyalami rekan kerja saya. Menyampaikan belasungkawa. Begitu juga dengan kami. Ada sembab di wajahnya. Ada tangis di wajahnya. Ada sedih di wajahnya. Begitulah yang saya lihat. Sang isteri tercinta telah mendahuluinya. Menuju Penciptanya. Suatu hal yang wajar. Bukankah Rasulullah juga bersedih ketika sang isteri tercinta, Siti Khadijah, mendahuluinya menjemput kematian? Bagi Rasulullah, wanita agung itu adalah sang penguat. Bagi Rasulullah, wanita mulia itu adalah teman berbagi dalam suasana apapun, suka dan duka kehidupan dakwah.

***
Kematian. Kata itu menyiratkan sesuatu hal. Proses akhir keberadaan kita di dunia. Tahapan menuju ke alam selanjutnya, alam kubur. Proses menuju pertanggungjawaban akan eksistensi kita selama berada di kehidupan yang fana ini. Memang, meninggalkan duka bagi orang-orang terkasih. Namun, itulah kehidupan. Ada awal. Ada akhir. Ada kelahiran. Ada kematian. Kita tidak pernah tahu kapan waktunya bagi kita. Kapan waktunya bagi saya. Kapan waktunya bagi Anda. Hanya Dia yang mengetahui, Sang Pemilik Jiwa kita. Dia hanya berpesan lewat firman-Nya. Termaktub dalam kitab suci Al-Quran. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, begitulah bunyi firman-Nya dalam Al-Quran Surat Al-Imran ayat 185. “… ketika ajal mereka tiba, mereka tiada daya menangguhkannya ataupun menyegerakannya sesaatpun”, Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 34 juga memperkuat tentang hal ini. Yah, setiap jiwa yang hidup tentu akan merasakan proses itu. Ketika malaikat maut menjemput. Siapapun dia. Saya. Anda. Saudara-saudara kita. Saudari-saudari kita. Hewan. Tumbuhan. Siapapun itu yang berjiwa.

Sore ini, ketika menuliskan cerita ini, saya merenung. Sudah cukupkah bekal saya? Sudah siapkah saya, ketika berhadapan dengan sakaratul maut yang teramat sakit bahkan akan membuat kedua betis bertaut? Sudah siapkah saya, ketika sudah tiba saatnya bagi saya untuk meninggal kehidupan dunia yang fana ini? Sudah siapkah saya, ketika malaikat maut menjemput saya?

Labels:

Wednesday, November 19 - Piano In My Head
maigaaat. muak gw lama2. gara2 audisi kemaren, ahirnya gw sadar betul betapa rendahnya kemampuan gw maen piano. cih.. dan selama ini, kenapa gw bangga kalo gw bisa mainin satu lagu? iiih.. mo muntah gw klo ngebayangin segimana bangganya gw waktu les piano. cuih.. hoek.. uohook.

nee.. selama ini gw kira gw setidaknya bisa memainkan piano dikit2. tapi ternyata jelek banget.

biasanya, kalo gw maen pasti gw hanya berkonsentrasi pada jari, bukan pada suara. makanya gw ngerasa permainan gw bagus. tp, setelah gw dengarkan permainan gw.. waaah.. aduh.. jelek banget. kombinasi kanan ma kiri jelek. tangan kiri gw terlalu neken, dan tgn kanan gw lemah nekennya. tgn kiri gw terlalu ke bawah mainnya, membuat suara tidak harmoni. temponya kaco, merusak keindahan lagu.

GYAAAAAAAAAAAAA!!!

gw pikir gw bisa lebih baek maennya klo latian terus, tp ternyata... GA BISA! apalagi dgn piano gw yg rusak dan bersuara aneh. ada tombol yg ga bisa diteken, ada yg klo mo maen nekennya harus kuat2, ada yg ga bisa diteken lagi kalo udah diteken, dan suara piano gw beda dgn suara piano pada umumnya. semuanya ngebuat gw bingung.

sebenarnya, klo gw mainnya bagus, piano tidak akan jadi masalah. tp, gimana gw bisa bagus kalo piano gw ga beres? maklum sih, piano bekas..

tp.. tp.. bayangin dong! gw maen lagu2 laruku pake piano begitu. udah yg maennya ga becus, pianonya ga bener pula. aaaah.. gw jd merasa bersalah ma laruku. anata, snowdrop, my heart draws a dream.. lagunya jd rusak di tangan gw..

mainin ulang semua lagu yg dulu pernah gw mainin. dan ga satu pun yg bagus kalo gw mainin. giliran guru gw yg maenin, bagus banget. cih..

gara2 audisi kemaren, gw maennya pake keyboard. dan keliatan banget betapa parahnya gw maen. pdhl baru aja gw nyampe ke baris kedua, gw langsung disetopin dan disuruh keluar. parah banget kan?

sampe di rumah, gw coba2 main lagi. dan hasilnya? haha.. as PARAH as my name..
aaaah.. mendadak jd benci ma tuh piano

Labels: ,

Sunday, November 16 - Suara Tengah Malam
again.. gw mo cerita setan2an di rumah guaa XD

waktu tengah malam. ga persis tengah malam sih. antara jam 12 sampe jam 3 an keknya. gw tiba2 kebangun. gw kaget sendiri, kok bisa2nya gw bangun jam segini? trus gw mencoba untuk tidur lagi, sampai akhirnya gw sadar apa yg membangunkan gw : suara.

tuh suara keknya berasal dari luar rumah, trus sampe ke rumah gw saking gedenya. suaranya fales, dalem, dan keras. kek suara jin klo di film2 (bukan tuyul dan mbak yul tapinya).

bagimana perasaan gw begitu mendengar suara itu? tentu saja saia kaget extra takut. tp, secara gw gada tenaga buat nyumput di balik selimut, jadi gw hanya berbaring terlentang di kasur gw dalam diam. mata gw melek, ga bisa nutup. gw mendengarkan suara itu baik2, sampai ahirnya tiba2 suara itu menghilang

perasaan gw campur aduk, antara lega ma panik. soalnya gw gatau, apakah arti berhentinya suara itu baik ato buruk. jantung gw udah dag dig dug broot aja tuh. dan tiba2.. ada suara lain yg muncul. kali ini suaranya cempreng dan rada ringan2 gitu. tp suara ini jauh lebih jelas dari suara sebelumnya, sehingga gw tau apa yg suara ini katakan : suara org ngaji, sodara2! ANJRIIIT

kirain gw suara apaan! ternyata.. huoooh.. udah dag dig dug jedar aja kan gw..

Labels:

Saturday, November 15 - Kotak Musik Di Malam Hari
BLO'OOON! BLOO'OOOON! BLO'ON BLO'ON!! blo'ooooon!
ihihihihihi. entah knp gw merasa nih kata lucu banget jika di sebutkan. walopun artinya bego, tp bunyinya sangatlah lucu XDD (jagelas yak)

nee.. mo ngepost soal setan2an nih.. ihihihihi *ketawa setan*

semalam.. eh.. bukan. beberapa malam yg lalu.. (ga enak bener bahasanya) gw lagi sendirian di kamar. anggota keluarga gw semuanya pergi nginep di hotel, gw ditinggal di rumah bersama pembantu. ya jadilah gw sendirian di lantai 2 rumah gw

waktu itu pembantu gw lg di kamarnya. kamarnya di lantai 2 juga, tp jauh dari kamar gw. kan rmh gw bentuknya "L" ya.. gw di bagian "_" ujung kanan dan pembantu gw di bagian "I". dan kalo gw mau ke kamar pembantu, gw harus turun ke bawah dulu, trus baru naik tangga yg satunya. yaah.. intinya gw mo bilang klo tuh kamar jauh dari kamar gw. dan kalo ada apa2 gw repot klo mo ketemu pembantu

malem itu, jam 10 mau setengah 11 malem. malem jumat pula (klo ga salah sih malem jumat, ato engga malem kamis). gw bersiap untuk tidur. tiba2 terdengar suara gedebuk dari belakang gw. gw langsung terdiam. sedetik kemudian aja bunyi "criiiing".

suaranya kek kotak musik. iya sih, gw punya kotak musik yg bunyinya mirip2 gitu. tp suaranya pelan bgt, dan ga akan bunyi kalo sekrup di bawahnya diputar. lagian, sekrupnya itu susah diputer, suka macet2.

nah loh.. kok bisa bunyi malem2 gitu? pdhl gada orang. gw mulai mikir2 serem. trus ahirnya gw berpikir kalo itu cuma halusinasi gw.

beberapa saat kemudian, terdengar lagi bunyi "criiing". suaranya kek deket banget, pdhl gw tau tuh kotak musik ada di lemari di ruang tivi. karna takut, gw langsung tidur aja, takut kalo suaranya muncul lagi. dan bener aja, bunyi "cring"nya muncul lagi, cmn rada pelan dan lebih jauh. hahaha..

trus pas di sekolah gw cerita ke temen. kata temen gw, mungkin itu kucing yg menyalakan kotak musik gw. tp kan ga mungkin. gw aja susah muter sekrup nya, apalagi kucing? lagian kotak musiknya bukan berbentuk kotak seperti kotak musik. kotak musik gw itu terbuat dari keramik dan berbentuk kucing yg sedang tiduran di sofa

nee.. kotak musiknya ada di sebelah gw skrg. dan gw sedang menyalakannya. aah.. lagunya bagus banget.. ngebuat siapa aja jd "kosong"..

Labels:

Best Friend?
Best Friend?
Do you think you're a good friends?
Do our quiz and find out your "best friend" rating

1 if your best friend phoned to say that he/she was depressed, would you :
a) go to his/her house and cheer him/her up?
b) chat for a few minutes on the phone?
c) tell him/her not to be so silly and to go out for a jog?

2 if someone in your class criticised your friend behind her/his back, would you :
a) ignore the person and walk away?
b) agree with the parts which are true?
c) tell the person to shut up?

3 if you saw your friend's boyfriend/girlfriend out with someone else, would you :
a) phone your friend immediately about it?
b) suggest that the boy/girlfriend isn't right person for your friend?
c) pretend you haven't seen anything?

4 if your friend wanted to borrow a favourite item of clothing, would you :
a) refuse because you think your friend will look better than you in it?
b) agree but say you what it washed or cleaned afterwards?
c) agree and say how good he/she looks in it?

5 if you saw your friend cheating in an exam, would you :
a) signal yo your friend to stop?
b) say nothing?
c) tell the teacher immediately?

6 if you said something hurtful to your friend in an argument, would you :
a) try and explain why you said it?
b) say nothing because you were pleased to said it?
c) apologize and say you didn't mean it?

-----------------------------------------------

SCORING

1 a) 3 b) 2 c) 1
2 a) 2 b) 1 c) 3
3 a) 1 b) 3 c) 2
4 a) 1 b) 2 c) 3
5 a) 3 b) 2 c) 1
6 a) 2 b) 1 c) 3

6-9
You aren't a very good friend and at times you can be quite mean. you aren't very sympathetic when there's a problem

10-12
you're a good friend most of the time but when it comes to a crisis you are not always reliable. you can be a bit bossy and you don't like to make trouble for yourself

13-18
you are sensitive, loyal and generous. you help people when they are in trouble. you're a good friend to have.

-----------------------------------------------

MY SCORE

1 b) 2
2 a) 2
3 c) 2
4 c) 3
5 b) 2
6 b) 1

total = 12

-----------------------------------------------

credit by :
new snapshot
pre-intermediate
pearson longman

Labels:

Thursday, November 13 - Jatuh Ke Lubang Yg Sama
gw merasa seperti keledai.. katanya, hanya keledai yg jatuh ke lubang yg sama. berhubung gw jatuh ke lubang yg sama, namun tidak luka separah waktu jatuh yg pertama kali, tp tetap saja saia merasa geblek nan bego layaknya keledai.

gw masih inget betul. beberapa tahun yg lalu, saia melakukan hal yg bodoh : meninggalkan tas di warung sekolah.

jadi, waktu itu saia dan teman2 sedang jajan2 sambil nunggu dijemput. jadi saia naro tas saia di meja warungnya. begitu supir saia dateng, saia langsung masuk ke mobil.

malemnya, gw kaget kok tas gw gada? udah dicari di kamar, di mobil, di ruang tamu.. gada! sampe ahirnya gw inget kalo tas gw ketinggalan di warung! OH NOOH! panik lah gw waktu itu. udah besoknya ujian lagi, jd gw ga bisa belajar. bego ya? ahirnya dimarahin nyokap. waaa.. sedih.. sedih..

nah, sekarang gw melakukan hal bodoh lagi seperti di atas : meninggalkan buku dan tempat pensil di warung tidak dikenal. GYAAAAAAAA

jadi, setelah selesai ujian pramuka (yg nauzubilah) gw, rachan, ma zuma jajan ke warung terdekat. setelah jajan, gw dgn enaknya langsung jalan lagi ke sekolah.

sesampainya di sekolah.. gw langsung bersiap pulang. dan saat itulah gw merasa ada yg hilang..

yukkie : tempat pensil gw mana yak?
rachan : ha?
yukkie : AAAH! ILAAANG! *panik*
rachan : di kelas kali.. coba cek!

*langsung ke kelas*

yukkie : *nyari2* GADA! gw pake catetan mtk, lagi.. aduuuh
rachan : coba di loker
yukkie : ga mungkin.. AH! DI WARUNG YG TADI!?
rachan : hee? *bingung*
yukkie : AYO TEMENIN GW KE WARUNG! ENTAR LO GW ANTER PULANG

ahirnya gw nyuruh rachan nunjukin jalan ke warung buat ngambil catetan ma pensil. abis itu gw anter dia pulang deh. untung aja tempat pensil sama bukunya ketemu di warung.. kalo engga, bisa berantakan idup gw.. (ga segitunya juga kali)

Labels:

Friday, November 7 - Menendang Tuan Krab
aaah.. kemaren (beberapa hari yg lalu) gw mimpi aneh sekali. mungkin karena gw gagal nonton spongebob pas pagi2nya..

jadi, pagi2, saat gw sarapan, gw menonton acara favorit gw di pagi hari.. SPONGEBOB SQUAREPANTS (entah pake s ato enggak pants nya). nah, di episode kedua, itu isinya tentang mr krab (ato krabs? gw ingetnya krabby patty..) yg ganti kulit. nah.. gw kepingin bgt nonton nih episode, sayangnya gw harus sekolah.. jadi gw ga nonton deh..

malamnya...

gw mimpi aneh.. ceritanya gw lagi dikejar-kejar sama makhluk aneh segede lutut gw..
warnanya merah.. matanya panjang.. gendut sekali.. dan punya dua capit yg tajam..
gw dikejar kepiting bernama tuan krab

gw lari dgn paniknya ke segala arah. tp kepiting itu cepat sekali, gw sampe mo nangis.
sambil gw lari, gw ketemu temen2 gw.. mereka bilang, "hai yukkie! dah yukkie.." dan gw hanya bisa menjawab dgn senyuman aneh gara2 dikejar kepiting

ahirnya, gw lari ke rumah gw. sampe di rumah, gw langsung melompat ke kasur buat istirahat. tp ternyata tuan krab masi mengikuti! dia menjepit kaki gw.. dan otomatis langsung gw tendang tuh kepiting

dan saat itulah gw terbangun.. gw menendang bantal guling yg malang..

aneh ah.. padahal begitu dah nyampe di sekolah, gw udah lupa. knp pas malem jd mimpi begitu? wawawawawaaa.. ajaib! XDDD

Labels:

歓迎
Hi. Welcome to My Primary Life. With all due respect I say thanks for your visit. I'm really glad to have you here.

Let me make it clear to you.
This is My Blog. I write everything I want to write here. And you, whoever you are, should R.E.S.P.E.C.T me.

My name is 罪雪人. I'm 15 years old. Love reading, sleeping, eating, and stuffs. I love all kind of J-Music. I love Harry Potter and Spongebob. That's all you need to know.

コメント

Say only the things you want to say.

友人
Amalia
Amelia
Asma
Asma [tumblr]
Aslan
Chacha
Dhia
Diva
Farah
Flo
Hana
Hanifah
Haura
Ichi
Kaire
Kartika
Lockhart
Maryam
Naara
Natsu
Reia
Rhesa
Verachan
Yukkie

私の愛
Acid Android
Arashi 嵐
Asian Kung-Fu Generation
Haunted Records
Hey! Say! JUMP
Hyde
J Storm
Kagrra,
KAT-TUN
K.A.Z
Ken
L'Arc~en~Ciel
雅 -miyavi-
Orange Range
PS Company
Sons of All Pussy [SOAP]
SuG
Tetsuya
the GazettE
Vamps

アーカイブ
March 2008
April 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
October 2008
November 2008
December 2008
January 2009
February 2009
March 2009
April 2009
May 2009
June 2009
July 2009
August 2009
September 2009
October 2009
November 2009
December 2009
March 2010
April 2010
May 2010
June 2010
July 2010
August 2010

信用
.fourth!Romance is the designer.
Inspiration from Exuvalia and mintypeach.